Jumat, 20 Maret 2015

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Superordo: Osteoglossomorpha
Ordo: Ichthyodectiformes
Famili: Ichthyodectidae
Subfamili: Ichthyodectinae
Genus: Xiphactinus
Spesies:
- X. audax
- X. vetus

Masa hidup: Periode Kapur akhir (110-70 juta tahun lalu)
Lokasi: Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Venezuela, dan Australia
Ukuran: 4,5-6 m (panjang)
Arti nama: "Sirip pedang"

Xiphactinus adalah sejenis ikan bertulang keras purba yang hidup pada Periode Kapur akhir.

Xiphactinus termasuk dalam ordo Ichthyodectiformes, yakni sekelompok ikan bersirip kipas yang telah punah dan hidup sepanjang Periode Jura akhir hingga Periode Kapur akhir.

Dengan panjang mampu mencapai 6 meter, Xiphactinus merupakan jenis ikan bertulang keras terbesar yang pernah hidup.

Fosilnya pertama kali ditemukan pada 1850an di wilayah Kansas, yang merupakan lingkungan laut dangkal yang disebut dengan Lautan Dalam Barat (Western Interior Seaway) yang memisahkan Amerika Utara menjadi dua benua bernama Laramidia (barat) dan Appalachia (timur).

Setelah itu, berpuluh-puluh fosil Xiphactinus ditemukan di berbagai wilayah yang berbeda, seperti Alabama dan Georgia (AS), Spanyol, Australia, Kanada, hingga Venezuela di Amerika Selatan.

Ada dua spesies yang diketahui. Yang paling terkenal adalah X. audax yang kebanyakan fosilnya ditemukan di Amerika Utara. Spesies kedua adalah X. vetus yang diketahui dari sebuah tengkorak yang ditemukan di wilayah Sachov di Republik Ceko, Eropa pada tahun 2002.

Dengan tampang layaknya ikan tarpon raksasa bertaring, Xiphactinus merupakan seekor predator laut yang ganas. Puluhan spesimen fosil Xiphactinus ditemukan dalam keadaan sedang memangsa hewan lain. Seperti pada spesimen yang ditemukan oleh George F. Sternberg yang berupa fosil seekor Xiphactinus sepanjang 4 meter yang ditemukan beserta sejenis ikan ichthyodectidae lain (Gllicus) yang berukuran 1,8 meter di dalam perutnya.

Walaupun begitu, banyak juga spesimen fosil Xiphactinus yang ditemukan dalam keadaan sedang dimangsa predator laut lain seperti hiu raksasa atau mosasauria.

Salah satu habitat utama Xiphactinus terletak di wilayah Lautan Dalam Barat, dimana tempat tersebut juga merupakan rumah bagi beragam jenis penghuni laut raksasa kala itu. Sebut saja plesiosauria berleher panjang (Elasmosaurus) dan berleher pendek (Dolicorhynchops), kadal laut raksasa (Mosasaurus, Tylosaurus, Globidens, Prognathodon), penyu laut (Archelon, Protostega), hiu ginsu (Cretoxyrhina), hiu gagak (Squalicorax), serta beberapa jenis ikan ichthyodectidae lain (Gillicus, Ichthyodectes). Ada juga beberapa jenis ammonit, kerang raksasa (Inoceramus), dan sejenis burung air purba (Hesperornis). Langitnya dikuasai oleh pterosauria raksasa (Pteranodon, Nyctosaurus) dan burung penerbang awal (Ichthyornis).

Xiphactinus beserta seluruh jenis ikan ichthyodectidae lain mengalami kepunahan pada akhir Periode Kapur (66 juta tahun lalu), yang juga memusnahkan sebagian besar reptilia laut (plesiosauria, mosasauria, penyu protostegidae), serta seluruh jenis dinosaurus dan pterosauria. Kepunahan massal ini merupakan salah satu kepunahan massal terbesar yang pernah terjadi dan paling terkenal (75% spesies makhluk hidup di Bumi mengalami kepunahan). Banyak yang setuju bahwa kejadian ini diakibatkan oleh sebuah hantaman meteor raksasa dari luar angkasa.

Sumber
https://www.facebook.com/infohewanprasejarah/posts/1561421837464181:0


Tidak ada komentar:

Posting Komentar